Sunday, July 27, 2014

SETELAH BERDHUHA DIKASIH KOS-KOSAN



Saya tidak bermaksud untuk riya menceritakan apa yang telah saya terima dari Tuhan. Tapi saya mengikuti petunjuk Tuhan, bahwa kita harus menyebut-nyebut apa-apa yang telah diberikan Tuhan. “Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (Ad dhuha:11) 

Secara tertulis dalam buku datatan harian keluarga saya, saya mulai meprogramkan shalat dhuha minimal 6 rakaat dan 12 rakat, sejak Senin, 6 september 2010. Saya target shalat dhuha minimal enam rakaat karena saya merasa kekurangan dalam ekonomi. Ketika membaca pahala shalat dhuha 12 rakaat dijanjikan rumah di surga di akhirat nanti, saya jadi penasaran.

Selama 13 tahun bekerja, saya belum memiliki rumah yang layak untuk ditinggali. Di Cianjur, rumah RSSS yang saya cicil 450ribu per bulan kondisinya sangat-sangat tidak layak huni. Developer membangun asal-asalan maklum program rumah murah. Karena saya tinggal di Bandung, jadi sampai 13 tahun saya hidup rumah dikontrakan. 

Saya tertarik pada shalat dhuha 12 rakaat yang dijanjikan Allah pahala rumah di surga. Saya berpikir, pahala Allah itu tidak saja di akhirat. Jika Allah menjanjikan pahala rumah di surga, menurut pendapat saya Allah juga menjanjikan pahala rumah di dunia. Kehendak Allah tidak dibatasi ruang dan waktu, karena Dia Maha Berkehendak atas segalanya. Saya yakin seperti itu!!

Berangkat dari keyakinan itu, seperti gayung bersambut, kebetulan saya belum punya rumah tinggal di Bandung. Maka saya niatkan untuk berdhuha rutin 12 rakaat tiap hari dengan harapan Allah memberikan saya rumah untuk keluarga.

Dengan penuh harap dan penasaran, ingin membuktikan kebenaran janji Allah, Saya kerjakan shalat dhuha 12 rakaat dalam keadaan sempit dan lapang. Ketika dalam perjalanan, rapat, di sekolah, di rumah, sedang liburan, dengan konsisten saya kerjakan shalat dhuha 12 rakaat. Hanya satu dua kali saja saya tidak sempat dhuha 12 rakaat biasanya karena terlalu sibuk dan kelupaan. Itupun saya evaluasi agar tidak kelupaan, pagi-pagi selalu ditargetkan terlebih dahulu shalat dhuha 12 rakaat.

Untuk memotivasi, ketika hendak melaksanakan shalat dhuha saya selalu fokus pada janji pahala rumah dari Allah yang kebetulan sangat saya butuhkan. Saya juga ajak istri untuk sama-sama melaksanakan shalat dhuha dengan harapan pahala yang telah dijanjikan Allah.

Kebetulan juga, sekolah di mana tempat saya mengajar memprogramkan shalat dhuha setiap pagi. Jam 7.00 semua murid diabsen dan wajib shalat dhuha. Sekalian saja, sambil berharap pahala dhuha dari Allah, juga saya biasakan shalat dhuha di masjid sekolah, dengan tujuan memberi contoh kepada anak-anak didik untuk konsisten melaksanakan shalat dhuha. Jadi pahala dhuhanya bisa doble!!!. 

Pada buku catatan harian keluarga saya tercatat, SELASA, 9 JULI 2013 (MENGITUNG HARI AKAD RUMAH). Jumat, 12 juli 2013, bertepatan dengan bulan Ramadhan akad rumah terjadi. Saya kredit rumah dari bank dengan cicilan 5,8 juta per bulan. Mengapa saya berani ambil kredit dengan cicilan tinggi. Saya melihat rumah yang saya kredit bukan rumah tinggal tapi kos-kosan dengan jumlah 9 kamar. Letaknya pun hanya 100 meter dari perguruan tinggi swasta ternama di Bandung. 

Sujud syukur saya penjatkan kehadirat Allah swt. Saya tetap tinggal di rumah kontrakan yang sederhana, tetapi saya punya usaha rumah kos-kosan yang bisa menghasilkan lagi rumah. Saya sempat tidak percaya bahwa ini balasan dari Allah atas kebaikan yang telah saya programkan yaitu shalat dhuha 12 rakaat. 

Saya evaluasi lagi bagaimana, proses bisa membeli rumah kontrakan 9 kamar. Awalnya tidak ada bank yang mau membiayai kredit rumah kos-kosan yang akan saya beli. Setelah berkeliling ke beberapa bank, hanya tinggal satu bank yang belum didatangi. Ini harapan terakhir. Dibantu teman, saya mendatangi bank syariah milik pemerintah Jawa Barat, dan hasilnya bank ini menerima ajuan kredit saya.  Mengapa semua bank menolak ajuan kredit saya, karena letak rumah kontrakan yang akan saya beli tidak masuk kendaraan roda empat. Heran, hanya bank syariah inilah yang siap membiayai kredit yang saya ajukan, sekalipun dengan biaya cicilan tinggi.

Beberapa bulan kemudian saya tanyakan, apakah bank tersebut masih menerima pembiayaan kredit untuk rumah di dalam gang (tidak masuk kendaraan roda empat). Program itu sudah tidak ada!!! Subhanallah....saya bersyukur dan berpikir, “saya yakin ini janji balasan pahala yang dijanjikan  Allah swt di dunia!!”

Alasan lain, mengapa saya yakin bahwa kejadian ini merupakan balasan pahala dari Allah di dunia. Ketika menjelang akad rumah, kurang lebih dua bulan, dan menjelang akad, hampir setiap malam saya bertahajud, dan memohon kepada Allah, “jika rumah ini rezeki saya dan keluarga mudahkanlah dan berikanlah untuk saya dan keluarga ya Allah, dan jika rumah ini bukan rezeki saya sekeluarga, maka saya tunduk pada ketetapan Mu, dan saya ikhlas untuk tidak memilikinya, karena pasti Engkau akan mengganti dengan yang lebih baik”

Setelah benar-benar terjadi akad rumah di notaris, maka sungguh saya haqul yakin bahwa Allah selalu memenuhi janji-janjinya. Setelah kurang lebih tiga tahun memohon rumah kepada Allah melalui shalat dhuha 12 rakaat, Allah mengabulkannya.

Terimakasih ya Allah selama tiga tahun, Engkau telah memberi pelajaran berharga dan mendidik saya serta keluarga menjadi pribadi-pribadi yang sabar dan taat pada segala ketentuan Mu. Semoga dengan kejadian ini saya dan keluarga menjadi orang-orang yang selalu dekat dekat Mu.

Kisah ini saya tulis, tidak ada niat untuk berbangga hati, tapi semata-mata untuk melaksanakan perintah Allah, bahwa hendaklah kamu menyebut-nyebut nikmat Tuhan yang telah kamu terima. Harapan lain adalah semoga kawan-kawan mendapat hikmah dari kejadian ini. Janji-janji pahala dari Allah, bukan hanya seperti dongeng menjelang tidur, bukan pula seperti cerita-cerita mitos purbakala, tetapi janji-janji Allah itu mengandung kebenaran nyata (di dunia), bisa dilihat oleh mata kepala sendiri dan kebenaran-kebenaran  ghaib di akhirat. Dua kebenaran ini harus kita yakini agar kita menjadi umat-umat yang bisa hidup dengan kualitas terbaik baik di dunia maupun di akhirat. 

Jika pikiran anda masih tidak percaya apa yang terjadi pada diri saya bukan balasan pahala dhuha 12 rakaat dari Tuhan. Coba Anda pikirkan, apakah Anda bisa menjaga dhuha setiap hari 12 rakaat selama tiga tahun? Saya sarankan jangan mempercayai apa yang saya ceritakan, sekarang giliran anda untuk membuktikannya. Tuhan tidak akan takut jika kebenarannya akan diuji umatnya. Tuhan sangat menyenangi orang-orang yang selalu ingin membuktikan kebenaran-Nya. Wallahu 'alam.   
 
Salam Sukses dengan Logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan