Thursday, April 27, 2017

SAMBUTAN KEPALA SEKOLAH (Pesan Sampai Akhir Khayat)


oleh:
Muhammad Plato

Assalamuaikum wr wb… salam sejahtera buat kita semua. Alhamdulillah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad saw.

Pesan sampai akhir khayat untuk seluruh anak-anak didik tercinta. Tugas kita di muka bumi ini bukan untuk mencari ilmu, harta, kedudukan, dengan berniaga, tapi tugas kita di muka bumi ini adalah untuk selalu taat kepada Allah swt. Di manapun kalian berada, ketaatan kepada Allah lah yang harus kalian utamakan, agar kalian menjadi orang-orang yang selalu beruntung.

Sesungguhnya orang-orang yang beruntung adalah mereka yang masih tetap bisa taat kepada Allah dalam segala kondisi. Allah tidak menciptakan keburukan di muka bumi ini. Semua yang diciptakan Allah tujuannya adalah untuk kebaikan manusia. Manusia-manusia hebat adalah mereka yang masih bisa taat kepada Allah dan berharap baik kepada Allah sekalipun dalam lumuran dosa, dan keterpurukan.


Ketaatan kita kepada Allah swt akan menjadi sebab kesuksesan, kemudahan, dan kelancaran segala urusan kita di muka bumi ini sampai tembus akhirat. Allah tidak memerintahkan kita belajar matematika, kimia, fisika, biologi, ekonomi, sejarah, geografi, seni dan teknologi, tetapi Allah memerintahkan kita untuk selalu ingat akan kebesaran-kebesaran Allah swt melalui ilmu-ilmu yang kita pelajari. Sesungguhnya kita telah gagal dalam pendidikan ini, jika kita pandai dari semua ilmu yang kita pelajari, tetapi tidak sedikitpun kita menemukan kebesaran Allah swt dari ilmu tersebut.

Maka hal terpenting yang harus kalian ingat, hasil dari pendidikan ini adalah janganlah sedikitpun kalian tertipu oleh kehidupan dunia, sehingga kalian lupa kepada Sang Pencipta. Kekayaan dan kemiskinan sama-sama menjadi tidak berhargga jika kalian karenanya melupakan Allah sebagai sebab penyejahtera satu satunya.

Jangan pernah putus asa berharap janji-janji manis Allah kepada orang-orang yang taat kepada-Nya dalam segala kondisi. Bersabarlah dalam taat kepada Allah, karena Allah telah menjanjikan rezeki yang tidak terbatas kepada orang-orang sabar. Jangan takut menderita, karena dihindari atau tidak penderitaan akan datang menghampiri. Bebaskan segala takut mu dengan selalu bergantung pada pertolongan Allah.

Sesungguhnya, tidak ada rasa khawatir dan sedih bagi mereka yang selalu taat, patuh, dan berserah diri kepada Allah. Dunia ini fana, apa yang kita usahakan, apa yang kita miliki akan tidak berarti apa-apa jika kelak kematian menjemput, kecuali apa yang kita usahakan dan belanjakan berada di jalan Allah.

Kejarlah dunia tapi jangan sampai mencintainya, dan kejarlah akhirat tapi jangan sampai melupakan dunia. Kesejahteraan dunia mu harus menjadi sebab kesejahteraan mu di akhirat. Semoga Allah selalu membimbing mu ke jalan yang benar. Bangun lah doa setiap hari 5 kali, 17 kali, 100 kali, 1000 kali, 2000 kali, 5000 kali sampai tak terbatas di malam-malam terbaik di sisi Allah. Semoga kalian menjadi orang-arang paling beruntung di dunia dan akhirat.

Carilah ilmu, bekerja keraslah, berniagalah, kuasailah dunia ini dengan tangan mu karena semata-mata kamu taat kepada Allah. Semoga kalian menjadi penguasa-penguasa dunia yang tidak pernah dimiliki manusia mana pun di muka bumi ini, sehingga dengan kekuasaan mu semua penduduk bumi ini akan tunduk kepada Allah swt. Amin.

Wasalamualaikum wr wb.
Best and Regard
Toto Suharya
Head Master

Friday, April 14, 2017

PSIKOLOGI DERITA


Oleh:
MUHAMMAD PLATO

Setiap hari ketika berangkat kerja, pagi hari selalu terlihat seorang perempuan separuh baya, berambut panjang, memakai kerudung, rok panjang, berkacamata dan mengunakan payung layaknya artis atau pegawai kantoran yang mau berangkat kerja. Pada saat perjalanan pulang, perempuan itu sama seperti saya melakukan perjalanan pulang.

Dari penampilan, perempuan separuh baya itu terlihat cantik namun dari segi kesehatan dan kebersihan, terlihat secara kasat mata bahwa perempuan tersebut sedang mengalami gangguan jiwa.

Dari penampilan pakaian sehari-hari yang dia pakai, saya tebak bahwa ada harapan-harapan yang tidak bisa dia capai dalam hidupnya. Dari tampilannya, harapan perempuan itu sepertinya ingin menjadi artis, wanita karir, atau seorang ibu rumah tangga sejahtera.

Gangguan jiwa terjadi akibat penderitaan hebat yang tidak bisa diatasi. Penderitaan lahir karena hilangnya harapan terhadap apa yang diinginkan. Hilangnya harapan mencintai seseorang bisa jadi sebab ganguan jiwa, demikian pula hilangnya harapan pada harta. Untuk itulah apapun keinginan kita harapannya harus kepada Allah swt. Sebaik-baiknya harapan hanya ingin dekat dengan Allah saja.

Walaupun belum melakukan riset saya punya kesimpulan bahwa sebab terjadinya gangguan jiwa terletak pada ada atau tidaknya harapan pada diri seseorang. Dasar kesimpulan saya ini didasari oleh pola pikir deduktif yang bersumber pada keterangan Al-Qur’an.

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”. (Al An’aam, 6:44).

Putus asa adalah siksaan jiwa yang bisa berakibat fatal, seperti mati dalam kekafiran (bunuh diri). Itulah kebiasaan yang dilakukan pemuda Korea dan Jepang.

Hilangnya harapan sering direspon negatif menjadi penderitaan berupa perasaan-perasaan tidak nyaman. Perasaan tidak nyaman, akan sangat terasa berat jika yang diinginkan sudah melibatkan perasaan, pikiran, dan pengalaman.

Seseorang yang menjalin ikatan dengan melibatkan perasaan, pikiran, dan pengalaman, akan cenderung mengalami penderitaan berat jika suatu saat terjadi keretakan dalam ikatan. Semakin lama ikatan perasaan, pikiran, dan pengalaman terbangun ikatan akan terbentuk semakin kuat, karena ikatan ini tidak lagi tersimpan dalam memori otak, tetapi dalam memori hati (perasaan yang dalam).

Manusia yang mengalami kondisi di atas, ketika mengalami pemutusan ikatan secara mendadak akan mengalami goncangan jiwa hebat. Kehilangan benda, cerai, meninggal, lengser dari jabatan, secara mendadak, bisa menjadi goncangan jiwa. Inilah sebab-sebab terjadinya penderitaan, yang berujung pada stress dan kegilaan.

Untuk menghindari goncangan jiwa hebat, Tuhan memberi norma-norma baku yang harus selalu ditaati oleh manusia. Pertama, jangan berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam menjalin hubungan sesama makhluk Tuhan. Mencintai, menyayangi, menghormati, memuja, sesuatu dengan berlebihan akan membuat ikatan batin sangat kuat dan menjadi hubungan ketergantungan. Ketergantungan kepada sesuatu selain Allah adalah penyimpangan besar yang bisa berakibat fatal. Ketergantungan kepada selain Allah, bisa melahirkan sikap putus asa, karena yang digantungi akan mengalami kepunahan.

Kedua, jangan pernah putus asa. Kondisi defresi yang dialami BJ Habiebie ketika ditinggal Ibu Ainun, adalah bentuk goncangan jiwa akibat putusnya hubungan batin yang sudah melibatkan perasaan, pikiran dan pengalaman. Hubungan ini telah menjadi hubungan nyaman dan saling ketergantungan. Hubungan ketergantungan antar sesama manusia adalah hubungan tidak sehat yang harus selalu dihindari.   

Hubungan yang sehat sesama manusia adalah hubungan yang tidak melahirkan saling ketergantungan, karena ketergantungan harus disandarkan hanya kepada yang abadi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Ketergatungan kepada yang abadi inilah yang akan membuat harapan seseorang tidak akan pernah putus, dalam kondisi apa pun.

Orang-orang yang berhasil mempertahankan ketergantungannya kepada Tuhan YME, mereka bisa optimis dalam kondisi sulit sesulit apapun. Inilah dua aturan yang harus dijaga dalam menjalin hubungan sesama makhluk Tuhan.

Namun demikian manusia tempatnya khilap dan kadang melampaui batas, tapi Tuhan memberi semangat kepada mereka yang tetap bergantung kepada Allah, “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az Zumar, 39:53).

Semoga kita menjadi orang-orang yang tetap bergantung kepada Allah, sekalipun melampaui batas. Semoga tetap menjadi manusia-manusia optimis dalam segala kondisi. Salam sejahtera untuk mu semua kawan seperjuangan, murid-murid “terbaik”. Semoga tetap optimis sekalipun dalam derita dan dosa. Semoga menjadi manusia-manusia berkarakter tangguh yang dirahmati Allah. Wallahu ‘alam.

(Penulis Master Trainer @logika_Tuhan)

Sunday, April 2, 2017

MEMBERHALAKAN MANUSIA



OLEH:
MUHAMMAD PLATO

“Jangan MELIHAT apa yang dikatakan MANUSIA, tapi PERHATIKAN apa yang dikatakan MANUSIA”. (Toto Suharya, 2017). Semoga sedikit tulisan ini membuka pemahaman kita tentang kebenaran Tuhan.

Manusia seyogyanya memiliki kemampuan memilah mana hawa nafsu dan mana kebenaran dari Allah. Nabi Muhammad saw, tidak pernah berkata berdasarkan hawa nafsunya, Beliau selalu mengatakan berdasarkan kebenaran yang telah diajarkan Allah melalui Jibril.

Pengetahuan dari Allah, dapat kita pelajari sekarang terkumpul dalam kitab suci Al-Qur’an. “Para ulama bersepakat bahwa jumlah ayat al-Qur`an adalah 6.000 ayat, tetapi mereka berselisih pendapat tentang kelebihannya. Ada yang berpendapat lebih 204 ayat, 214 ayat, 219 ayat, 225 ayat, dan 236 ayat. Al-Qur`an standar mushaf ‘Utsmani yang beredar berjumlah 604 halaman atau 302 lembar yang terdiri dari 114 surat, 6.236 ayat, 77.439 kata, dan 340.740 huruf, menurut pendapat yang masyhur”.  (Kandir Nor, 2016).

Kita suci Al-Qur’an yang isinya 1000 persen pengetahuan dari Tuhan semesta alam, adalah alat ukur, apa yang dikatakan seseorang adalah kebenaran atau sekedar hawa nafsunya, apakah yang dikatakan kebenaran dari Tuhan atau hanya membela golongan dan leluluhurnya.

Kitab suci Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan yang dapat menghasilkan berbagai ilmu untuk kehidupan manusia. Dikabarkan dalam Al-Qur’an, orang-orang yang mengembangkan ilmu pengetahuan bersumber dari Tuhan, dapat melahirkan ilmu dan teknologi super canggih yang tidak pernah dibuat oleh manusia manapun.

Prof. Kiai. Fahmi Basya, mengemukakan kedahsyatan ilmu manusia yang berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dari Tuhan, digambarkan dalam kisah perpindahan istana Ratu Saba ke Kerajaan Nabi Sulaiman. 
   
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". (An Naml, 27:40).

Ayat ini adalah bukti betapa dahsyatnya ilmu manusia yang dikembangkan dari kitab suci. Dengan ayat ini, Allah memberi tahu kepada manusia bahwa di dalam kitab suci-Nya, ada ilmu dan teknologi yang bisa dikembangkan manusia. Salah satunya, teknologi perpindahan benda dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Hanya orang-orang super cerdas yang bisa memahami keberadaan ilmu ini.

Proses perpindahan benda dalam waktu super cepat, diberitakan pula dalam peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad saw. Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang membenarkan terjadinya perpindahan benda dalam waktu super cepat itu. Pembenaran Abu Bakar bukan tanpa bukti. Abu Bakar yang pernah datang ke Masjidil Aqsa sangat yakin, peristiwa Isra Mi’raj yang di alami Nabi Muhammad saw. adalah fakta, karena Nabi Muhammad bisa menceritakan ciri-ciri Masjidil Aqsa yang disinggahinya ketika Isra Mi’raj.

Hal menarik adalah Abu Bakar tidak langsung percaya kepada Nabi Muhammad, sebelum meneliti dengan bukti. Hal ini bukan berarti Abu Bakar orang ragu, tapi orang yang selalu berkeinginan memiliki keyakinan haqul yakin.

Saatnya kaum Muslimin menjadi manusia-manusia super cerdas, yang mampu memahami kebenaran bukan hanya melihat siapa yang mengatakannya, tapi membenarkan karena membaca berdasarkan pengetahuan, fakta, pemikiran, yang bersumber kepada kitab suci dari Tuhan Semesta Alam.

Sains Qur’an yang dikembangkan oleh Prof Kiai Fahmi Basya hanya bisa dipahami oleh manusia-manusia super cerdas yang tidak menerima kebenaran dari siapa yang mengemukakannya, tapi dari mana sumber pengetahuan itu didapatnya dan apa bukti-buktinya.

Limpahan jutaan informasi sekarang, bukan zamannya lagi mengenali kebenaran bersandar pada orang-orang yang mengemukakannya. Sekarang zamannya meneliti setiap pengetahuan yang dibawa orang berdasarkan kebenaran-kebenaran bersumber dari kitab suci. Sekarang masanya setiap manusia (beragama) memerankan otaknya untuk berpikir. mengkaji setiap kebenaran harus berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an.

Perintah meneliti setiap pengetahuan yang dikemukakan seseorang bisa kita temukan dalam Al-Qur’an. 

“Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat, bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? (surat Al-Alaq, 96: 9-13)

Pertanyaan ini adalah pertanyaan mengandung perintah kepada manusia untuk melakukan penelitian. Pertanyaan ini akan selalu ditanyakan kepada manusia dari zaman ke zaman, karena kebanyak manusia terperdaya oleh penglihatannya, sehingga tidak bisa membedakan mana kebenaran dari Tuhan dan mana pemikiran hawa nafsu manusia.

Jika kita urai, pertanyaan yang ada dalam surat Al Alaq, menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat? Jawaban: Tetap laksanakan shalat. Siapapun yang melarang shalat dia menentang kehendak Tuhan.

Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Jawaban: tetap laksanakan shalat, jangan terpengaruh oleh keshalehan, ketakwaan seseorang, karena kebenaran milik Allah bukan milik orang.

Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? Jawaban: tetap laksanakan shalat, jangan berniat shalat karena ingin melawan larangan para pendusta.

Pertanyaan di atas, sesungguhnya mengandung perintah kepada manusia untuk membaca, mengkaji, agar bisa memahami setiap kebenaran yang datangnya dari Tuhan. Dengan demikian manusia tidak akan terpengaruh orang ucapan-ucapan manusia apapun latar belakangnya. Selama ucapan manusia merupakan kebenaran dari Tuhan, siapapun yang mengemukakannya harus tetap kita laksanakan tidak harus terpengaruh oleh ucapan manusia.

Siapa pun yang memerintahkan shalat, manusia, jin, malaikat, harus kita dengar dan laksanakan, karena shalat adalah kebajikan yang diperintahkan Tuhan. Sebaliknya, siapapun yang melarang shalat, wajib diabaikan, karena larangan mereka menentang perintah Tuhan, sekalipun larangan itu datang dari orang-orang yang dianggap suci.

Atas dasar itulah lahir pepatah “Jangan MELIHAT apa yang dikatakan MANUSIA, tapi PERHATIKAN apa yang dikatakan MANUSIA”. (Toto Suharya, 2017). Jika yang dikatakannya kebenaran dari Tuhan, maka tanpa melihat latar belakang siapa manusianya kita harus melaksanakan atas dasar ketaatan kepada Tuhan Semesta Alam. Inilah kecerdasan berpikir yang harus dimiliki manusia abad sekarang. Wallahu ‘alam.

(Penulis, Master Trainer @logika_Tuhan)